YANG PALING CEPAT!!

Seorang manager HRD sedang menyaring pelamar untuk satu lowongan di kantornya. Setelah membaca seluruh berkas lamaran yang masuk, dia menemukan 4 orang calon yang cocok. Dia memutuskan memanggil ke-4 orang itu dan menanyakan 1 pertanyaan saja. Jawaban mereka akan menjadi penentu apakah akan diterima atau tidak.

Harinya tiba dan ke-4 orang itu sudah duduk rapi di ruangan interview. Si Manager lalau mengajukan 1 pertanyaan: setahu Anda, apa yang bergerak paling cepat?

Kandidat I menjawab, “PIKIRAN. Dia muncul begitu saja di dalam kepala, tanpa peringatan, tanpa ancang-ancang. Tiba-tiba saja dia sudah ada. Pikiran adalah yang bergerak paling cepat yang saya tahu”.

“Jawaban yang sangat bagus”, sahut si Manager. “Kalau menurut Anda?”, tanyanya ke kandidat II.

“Hm….KEJAPAN MATA! Datangnya tidak bisa diperkirakan, dan tanpa kita sadari mata kita sudah berkejap. Kejapan mata adalah yang bergerak paling cepat kalau menurut saya”

“Bagus sekali! Dan memang ada ungkapan ’sekejap mata’ untuk menggambarkan betapa cepatnya sesuatu terjadi”. Si manager berpaling ke kandidat III, yang kelihatan berpikir keras.

“NYALA LAMPU adalah yang tercepat yang saya ketahui”, jawabnya, “Saya sering menyalakan saklar di dalam rumah dan lampu yang di taman depan langsung saat itu juga menyala”

Si manager terkesan dengan jawaban kandidat III. “Memang sulit mengalahkan kecepatan cahaya”, pujinya.

Dilirik oleh sang manager, kandidat IV menjawab, “Sudah jelas bahwa yang paling cepat itu adalah MENCRET”

“APA???!!!”, seru sang manager yang terkaget-kaget dengan jawaban yang tak terduga itu.

“Oh saya bisa menjelaskannya”, kata si kandidat. “Dua hari lalu kan perut saya mendadak mules sekali. Cepat-cepat saya berlari ke toilet. Tapi sebelum saya sempat BERPIKIR, MENGEJAPKAN MATA atau MENYALAKAN LAMPU, saya sudah berak di celana”.......???!!!!

SAMA SAJA!!



Pengadilan di sebuah kota kecil tampak meriah. Jaksa Fulan memanggil saksi Ny. Cempluk, sesepuh desa berumur 85 tahun. "Anda tahu siapa saya, Nek?" Fulan membuka percakapan. "Ya. Kau anak bandel yang suka mencuri. Waktu SMA pacaran dengan pelacur. Setelah kawin, sering bohong pada istrimu. Kau juga suka membicarakan kejelekan orang di belakang mereka." Fulan tampak bingung dan terpukul, sebelum akhirnya bertanya pada Cempluk, "kalau begitu Anda juga kenal dengan tuan Pembela?" "Oh, tentu saja. Dia tak lebih baik darimu. Bertahun-tahun saya jadi pengasuhnya. Anak pemalas, pemabuk, dan abnormal. Heran, kok bisa dia jadi pengacara," jawab si Nenek. Di tengah kacaunya suasana sidang, Hakim segera memanggil Jaksa dan Pembela. Sambil berbisik dia berkata, "Jika kalian berdua berniat bertanya pada dia tentang aku, kalian bakal masuk penjara dalam waktu lima menit!"

CINTA (4)



Kita masih saja berjalan ke negeri
seribu dongeng
setelah berulang kali tersesat
dan pulang dengan kecewa

(Kita masih saja mereka-reka nama terbaik
buat anak kita, yang - mungkin - tak pernah
dilahirkan)

Kita masih saja tak percaya
bahwa hari ini
bisa sangat berbeda dari rencana semula
Ya, kita masih saja tak percaya...

kunanti di tanah penghabisan...

CINTA (3)




Mendapatkan pusaran air pada jeram sungai
di situlah aku bermukim
Bergolak dan kehilangan mata angin
Waktu pun menderas tak sampai-sampai

Hujan berwarna membasahi tempat-tempat pertemuan
Kehidupan berlangsung bagai bayang-bayang
melintas cepat dan kabur
Namun sejumlah tempat duduk, tempat berdiri,
tempat berbaring, tercatat begitu rinci

Sebenarnya kita sedang terbujuk arus duka
yang menyeret setiap angan-angan menuju muara
mabuk kepayang
Dengarlah gerimis air mata itu
Renyai sebelum tiba hari perpisahan
Namun waktu terus menderas, meski
tak sampai-sampai...

CINTA (2)



Di dekatmu aku kehilangan kata-kata :
dari sebuah novel paling panjang yang
kutulis secara fantastik semalam suntuk,
tinggal mengucapkannya sore ini
karena hafal di luar kepala....

(harum sabun mandi menguap dari tubuhmu
Aku seperti hidup dalam taman, menjadi
kumbang mabuk. Dan sebentar lagi jatuh!)

Aku tahu: kau mengucapkan sesuatu
mungkin tentang cuaca
mungkin tentang lagu baru
Aku - sungguh - tak berani menduga-duga
Gemuruh dadaku jauh lebih keras dan
mengganggu

Ya Tuhan, bolehkah ku catat berulang-ulang?
"kakiku menyentuh kakimu, sore itu.."
entahlah! Apakah itu yang dimaksud mesra?
sedang aku didekatmu, kehilangan kata-kata.....




CINTA (1)



Aku melihat gambar-gambar wajahmu
di segala penjuru
biru dan merah jambu
Aku berjalan nanar, melewati semua sepi
dengan senyum sinar matamu
dan lembut bisikanmu, larut dalam hening
Taman-taman lebih hijau dari biasa
Bunga-bunga mekar lebih banyak
bahkan di jalan raya, di dinding-dinding rumah
di atas air keruh sungai yang membelah kota
juga di lantai mesjid, dinding gereja tua dan sudut alun-alun
pada tiap tembok kantor dan halte
Namamu dituliskan oleh tangan gaib malaikat
dan para vandalis
Aku membaca seraya tersenyum
lalu menulis ulang di tiap sudut
langit, juga di bantal tidurku
seolah aku tahu sedang apa engkau hari ini,
bahkan lebih tahu darimu
Lihatlah: semakin tak tertampung
kata-kata dalam buku harianku
Namamu, nama panggilanmu dan
nama yang cuma aku boleh menyebutnya

Engkau menari dalam seribu fantasi
pada segenap beranda mimpiku
Hingga lenyap batas harapan dan kenyataan,
menjadi satu

Aku melihat gambar-gambar wajahmu
penuh senyum
di seluruh jendela
Lihatlah: Aku cemburu! setiap kali
kupergoki kerling matamu berpaling
Kini aku menangis oleh kerinduan yang berat
Lalu mengulang-ulang catatan pertemuan
Pernahkah engkau terusik oleh pikiran-pikiranku?

Suatu senja di kota kecilku...

YANG TERINDAH



Saat yang paling indah adalah
ketika matahari mengetuk daun jendela
ketika burung-burung terbang
dari sarangnya
ketika bunga-bunga bermekaran
ketika padi menguning dan pemburu
mendapatkan mangsa

tetapi...yang paling indah adalah
saat-saat kau berada di sampingku

(mungkinkah itu kan terjadi, my lily?)